Kalau keluarga ku seperti American Idol, pastinya saya lah "Simon" nya.
Saya menjadi tokoh antagonis seperti di sinetron sinetron indonesia, saya lah yang benci dengan saudara saya yang miskin, benci dengan penampilan kumuh, suka ngomel ngomel, yang paling parah tadi ini sudah yang kesekian kalinya saya mengusir saudara saya dari rumah orang tua saya, bukan hanya satu tapi dua sekaligus.
Tentu saja it's a bad bad thing, ibu saya ngamuk histeris, bapak saya nangis terisak, lebih lebih kakak saya, saat taksi nya udah datang buat ngantar dia balik ke rumah nya, dia nangis histeris seperti anak kecil.
Jangan pikir dengan pemandangan seperti saya bakal mundur lalu meminta maaf kalau sudah mengusir dia dari rumah, dengan tenang saya hampir dia saya bilang sudah lah pulang saja dulu, rumah mu disana bagus, kapan kapan kalau mo nginap disini boleh, tapi jangan tinggal di sini.
Jangan pikir juga saat itu hati saya tidak teriris iris melihat suasana seperti itu, sama sekali saya tidak melibatkan egois, saya hanya berusaha tenang, sementara bapak saya masuk ke kamar sambil ngusap air mata nya.
Lalu kesalahan apa yang kakak saya perbuat sampai saya bisa berbuat se tega itu?
Kakak saya yang satu ini memang "special", dia juga pernah saya ceritakan disini, orang tua, saudara saudara saya, bahkan banyak tetangga saya menganggap dia "terbelakang" (sorry for this), tapi saya malah berpendapat lain, dia bukan orang terbelakang, dia hanya seorang pemalas, bukan semata-mata salah dia, lingkungan yang membuat dia seperti itu, lingkungannya selalu meyakinkan dia kalau dia seorang yang terbelakang. Tidak ada ciri ciri terbelakang didirinya, dia berkomunikasi dengan baik, dia bisa mengerjakan tugas perkantoran dengan baik, hanya saja dia sudah menanamkan di jiwa nya kalau dia adalah orang terbelakang, jadi dia selalu berusaha mendapatkan belas kasihan dari orang lain dengan keterbatasannya itu, belas kasihan yang saya maksud itu bukan mengemis.
Saya sebenarnya sangat kasihan dengan keadaan nya seperti itu, tapi dasar saya orang nya paling ga bisa kalau ada orang lain yang menyusahkan orang tua saya, jangankan orang lain ... saya sendiri pun kalau menyusahkan orang tua saya, saya akan marah besar dengan diri saya sendiri.
Dia sebenarnya sudah punya rumah dan sekarang rumah nya ditinggal kosong begitu saja, dia tinggal serumah dengan orang tua karena alasan orang tua saya sakit sakitan dia pingin membantu memperhatikan orang tua, tapi ... sangat sangat jauh dari harapan saya, dia punya empat anak, anak tertua SMU kelas 3 anak ke 2 Kelas 1 SMK, ke tiga dan ke empat masih SD, suaminya beristri lagi, jadi saya juga satu sisi betul-betul merasa sangat bersalah melakukan tindakan seperti tadi, saat ini hanya keluarga ini yang bisa dia andalkan, mungkin tadi rasanya dia sudah kehilangan segala-gala nya, sampai dia nangis tak terkontrol lagi.
Bapak saya umur 78 tahun, ibu saya 72 tahun, umur segitu ... mereka masih saja disusahkan dengan anak dan cucunya yang tidak tau berterimakasih ini, mereka nyari uang, masak di dapur, cuci piring, tidak jarang bapak saya harus begadang nungguin air buat ngisi bak mandi, yang nikmatin semua itu yah kakak saya ini dan ke empat anak nya, rumah udah seperti kandang, nasi pada nempel di lantai rumah cuman di sapu saja, ga pernah di pel, dan yang paling menjengkelkan bukan nya lantainya disapu malah dia make sandal di dalam rumah biar kaki nya ga kotor, kamar mandi udah ga terkatakan deh, berkali-kali saya tegur minta hal seperti ini diperhatikan, takut orang tua bisa jatuh kalau ke kamar mandi, tapi tetap saja seperti itu, dan masih masih banyak lagi, what kind of life like that?. Tiap hari ibu saya ngomel, tidak jarang sampe nangis merasa tidak dibantu melakukan pekerjaan hari-hari nya, I Just can't take it anymore ... terjadilah pengusiran itu, dan selanjutnya orang tua saya menganggap "I'm the bad guy". Lucu kan .... ternyata orang tua saya tidak membutuhkan pembelaan dari saya karena anaknya yang sudah menyusahkan hidup nya, justru dia malah menyalahkan saya karena sudah berbuat begitu jahat kepada saudara saya sendiri yang nota bene "terbelakang" dan lemah.
Lalu kenapa bukan saya yang perhatikan semua pekerjaan pekerjaan itu?
Saya memang satu atap dengan orang tua, tapi tidak 1 rumah, saya punya perabot sendiri, dapur sendiri dan kehidupan sendiri, kakak saya ini dan anak-anak nya yang tiap harinya beraktivitas disitu. Saya bukan mencari alasan pembenar bahwa saya tidak punya kewajiban untuk melakukan semua itu, hanya saja saya tidak akan memberikan pendidikan yang baik buat mereka kalau saya kerjakan semua pekerjaan itu dan mereka tinggal menikmati saja.
Trus kakak yang satu lagi kenapa ikut diusir juga?
"Provokator" itu jawaban yang paling tepat, berkali kali dia sampaikan ke saya sesama saudara tidak boleh seperti itu, orang tua masih hidup ... mereka yang berhak mengusir. Saya cuma bisa bilang kenapa tidak kamu ajak saja tinggal di rumah mewah mu biar kamu rasakan juga pantas atau tidak tindakan saya, dengan emosi saya suruh pulang, hampir sama nih cara pandang nya dengan kakak saya yang satu, bukannya ngasih pengertian ke kakak saya supaya sifat nya di ubah eh malah kesannya ngadu domba.
Now .... I'm the bad guy, saat umur masih muda, gampang saja lari dari masalah seperti ini, hanya saja ... saya terlalu sangat mengerti untuk tidak memperdulikan masalah ini. Yang terlintas dipikiran ku saat ini ... waktu ini sangat pendek, waktu orang tua saya di dunia ini sudah tidak banyak lagi, saya tidak ingin orang tua saya terlalu banyak mengalami penderitaan hidup, sudah cukuplah selama ini mereka menderita jangan ditambah lagi, hanya saja pertanyaan yang menghantui saya sekarang ini ... bagaimana kalau tindakan saya ini justru membuat mereka lebih menderita dari sebelum nya?
God, please ..... give a sign.
Hi, Really great effort. Everyone must read this article. Thanks for sharing.
ReplyDeleteGreat article, Thanks for your great information, the content is quiet interesting. I will be waiting for your next post.
ReplyDelete