Friday, April 21, 2006

Laki Laki

Konsep secara umum ... Apa yang ada dipikiran laki-laki untuk menjadi sebagai seorang “laki-laki”?

Apakah laki-laki itu harus nakal?
Emosional?
Sportif?
Tanggung jawab?

Jadi pertanyaan yang baru saja ada dalam pikiran gw, tadinya gw ga kepikiran hal ini sama sekali, sampai suatu saat teman gw yang sedang kalap, ngomong ke gw “kalau dia laki-laki ... seharusnya dia berani hadapin saya sekarang, kita selesaikan secara jantan”.

Emang nya ayam, apa laki-laki itu identik dengan kejantanan? Yang menurut gw “kejantanan” itu lebih diperuntukkan kepada binatang.

Yang kebayang di pikiran gw tentang kata “jantan”; bertubuh kekar, lebih cenderung menyelesaikan masalah dengan cara fisik daripada otak, melakukan hal-hal yang “ekstrim”, intinya ga lebih dari perilaku ayam yang tiduran nya di atas pohon (ekstrim) hahahaha.

Mungkin banyak orang menganggap hal ini ga perlu dipertanyakan, tokh ... naluri untuk menjadi laki-laki itu akan berkembang dengan sendirinya, yang pasti ... laki-laki itu suka dengan wanita, punya keinginan untuk menikah dan punya keturunan.

Benerkan kata gw sama dengan ayam?

Apa memang konsep itu nggak ada? Atau emang ga perlu dipertanyakan karena hal itu nggak penting? Atau ... setiap laki-laki akan tetap berperilaku selayaknya laki-laki, jadi nggak perlu ada konsep dan nggak perlu di pertanyakan lagi, atau ... mungkin ada alasan lain?

Kalau wanita disini jadi patokan, semua manusia juga pasti punya rasa suka sama wanita, kalau seks jadi patokan, wanita juga ada yang suka sama wanita, wanita juga ada yang berperilaku seperti laki-laki (kalau wanita seperti ini ... pipis nya berdiri apa jongkok yah?), nah ... kan kabur tuh.

Okay ... i got the points, mungkin laki-laki dikatakan harus “jantan” karena memang sifatnya harus lebih mendekati dengan ayam (atau binatang lainnya yang berpredikat “jantan”), karena selama gw hidup belon pernah gw denger atau nemuin ada ayam “gay”. Itulah laki-laki ... selama dia hidup normal dengan perempuan dia dikatakan “laki-laki”, yang pasti ... untuk menjadi seorang laki-laki yang paling utama harus mempunyai penis terlebih dahulu.

Bukan itu ... bukan seperti itu jawaban yang ingin gw dengar.

Nggak akan ada kata laki-laki dan perempuan kalau antara ke 2 makhluk ini tidak mempunyai konsep yang jelas. Dalam agama (islam) perbedaan keduanya jelas² tegas, siapa yang jadi imam siapa, hak dan kewajibannya jelas. Tapi jaman sekarang ini dalam kehidupan sehari², perkembangan konsep ini kan semakin menjadi², kesetaraan peran dalam rumah tangga, lebih mengabu-abukan kedua perbedaan diatas. Tidak jarang sifat melindungi diambil alih oleh kaum perempuan untuk melindungi jabatan suaminya dari ancaman PHK, sudah banyak kasus peran laki² diambil alih oleh perempuan, bukan ... bukan karena kaum perempuan yang menuntut peran itu.

See it? Itu karena fungsi masing² yang tidak bekerja sebagaimana mestinya, jadi yang berjalan itu adalah “naluri” untuk survive. Jaman dulu ... tugas dan kewajiban laki² itu sudah tegas diatur, karena mereka punya konsep yang jelas, pembentukkan gender dari kecil sudah ditanamkan, laki-laki bukan hanya berpenis dan beristri, ada sifat yang betul² menunjukkan kelaki-lakian nya. Kita kenal kalimat “laki-laki tidak boleh menangis” artinya menangis itu adalah aktivitas perempuan, lalu ... Nabi Muhammad SAW saat menangis tersedu 5 kali sehari memohon ampunan untuk para umat nya, itu disebut apa?

Konsep ini yang jadi pertanyaan sekarang, ke gym memperkekar badan untuk memperjelas kelaki-lakian, yang entah berapa bulan kemudian malah yang didapatkan adalah predikat GAY.

Transsexual juga banyak yang berpenis dan juga masih ada sedikit yang berperilaku seperti laki-laki, tapi menurut gw mereka bukan laki-laki, nggak lebih dari banci kaleng rombeng penjaja sex, yang memang tidak punya, tidak tau atau tidak pernah diajarkan konsep “bagaimana menjadi seorang laki-laki”, sehingga mereka comfort dengan berperilaku seperti perempuan.

Sebagai orang tua secara biologis nantinya, dan sebagai orang tua secara sosiologis sekarang ini, gw takut kalau ada pertanyaan dari anak-anak yang pengen tau, kenapa anak laki-laki lebih suka adu jotos daripada adu mulut, apa harus gw jawab karena sudah begitu dari sononya?

Yang gw tau ... menjadi laki-laki dewasa adalah menjadi pemimpin bagi wanita, menjadi pelindung bagi wanita, menjadi lengkap dengan adanya wanita, menyerahkan hatinya pada wanita, mengerti keinginan wanita, bertutur kata baik terhadap wanita, menjunjung martabat wanita, dan yang paling penting ... kesadaran kalau wanita diciptakan bukan untuk digebukin dijual atau diekploitasi, tapi ... untuk dihargai, dilindungi dan dicintai.

Ternyata ... semua itu hanya sebagian ... belum lengkap, tapi setidaknya hal itu yang pantas untuk dilakukan laki-laki, karena kalau dia melanggar konsep seperti diatas itu, gw juga bisa bilang seperti temen gw tadi; “dia bukan laki-laki”.

Selamat Hari Kartini buat para wanita indonesia

Stop kekerasan dalam rumah tangga
Stop penjualan perempuan
Stop eksploitasi perempuan

- banyak cinta dari saya - muacchhhhhh

3 comments:

  1. hoho...sami2, slamat hari kartini juga!

    ReplyDelete
  2. Hidup Wanita Indonesia...!!! Makasih Djala, hehehe ternyata dirimuw memperhatikan wanita2...*Applause

    ReplyDelete
  3. Selalu untuk selamanya Lu

    ReplyDelete

Komen nya jangan aneh aneh :D

Sebagian cerita tentang saya, separuh ... tidak banyak.
Buat Semua ... untuk saya tinggalkan jejak jejak, sebagai tanda pergantian zaman